Mumi dari Firaun wanita, Hatshepsut, yang memerintah Mesir 1479-1458 SM. |
Pharaoh Hatshepsut: Firaun Wanita Mesir Kuno Pembawa Kemakmuran yang Hilang dari Sejarah
Wanita dalam banyak kronik klasik dipandang sebelah mata. Perannya disangsikan begitu saja, dan lazimnya dianggap tidak memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan sejarah.
Namun berbeda halnya jika kita bicarakan tentang Pharaoh Hatshepsut. Hatshepsut adalah Firaun wanita yang memiliki pengaruh kuat dalam catatan sejarah Mesir Kuno dan merupakan Firaun wanita yang langka.
Dalam Aimee Heidelberg kepada History Collection dalam artikel berjudul “The Most Powerful Female Rulers in History” terbitan 3 Februari 2023. Pemerintahannya bermula melalui cara konservatif, naik tahta karena menjadi istri Firaun Thutmose II yang wafat. Hatshepsut awalnya menjabat sebagai bupati bagi anak tirinya yang masih di bawah umur, Thutmose III. Namun, “perlahan ia mendeklarasikan dirinya sebagai Firaun“.
Para sejarawan modern mengeklaim sikap Hatshepsut itu bukan merupakan perebutan kekuasaan, tetapi langkah baik yang diperlukan untuk mencegah ancaman dari bangsa lain yang mengancam Mesir.
Menurut Joyce Tyldesley: Selama kepemimpinan Hatshepsut, ia membangun kembali sejumlah jaringan perdagangan yang telah terganggu selama pendudukan Hyksos di Mesir. Di kisahkan dalam bukunya yang berjudul Hatchepsut: The Female Pharaoh terbitan tahun 1996.
Selama menjadi Firaun, ia juga tercatat telah berhasil mengirimkan delegasi ke Tanah Punt yang melegenda. Dalam ekspedisi itu, salah satunya adalah kemenyan yang berhasil di bawa oleh delegasinya ke Mesir.
“Dari kemenyan yang dihanguskan itu, Hatshepsut membuat eyeliner kohl yakni kosmetik penghias mata dari zaman kuno dan menjadi celak pertama yang tercatat dalam sejarah,” tambah Tyldesley.
Setelah keberhasilan ekspedisi ke Punt, ia terus mencatatkan keberhasilan lainnya dan dianggap sebagai Firaun wanita yang cukup produktif dalam ekspedisi ke banyak wilayah lainnya.
Selain itu juga, banyak dari proyek pembangunan yang telah dilakukan, salah satunya adalah kuil untuk membangun basis dan legitimasi keagamaannya di luar posisinya sebagai Istri Dewa Amun.
Hatshepsut membawa begitu banyak kemakmuran bagi Mesir kuno, namun mengapa Ratu Hatshepsut dihapus dari sejarah Mesir kuno?
“Di kuil-kuil ini, dia melakukan ritual keagamaan yang sampai sekarang diperuntukkan bagi raja, menguatkan bukti bahwa Hatshepsut secara tradisional mengambil peran laki-laki sebagai Firaun,” terusnya.
Tercatat dalam sejarah, pada 16 Januari 1458 SM menjadi hari wafatnya sang Firaun wanita yang mengambil peran penting dalam sejarah di Mesir Kuno.
Meskipun kemudian waktu telah berusaha menghapus ingatan kolektif rakyat Mesir tentang keberadaan Hatshepsut. Namun Hatshepsut tetap dikenang. Penemuan Makam dan kuil Hatshepsut telah berhasil meninggalkan catatan dan artefak pemerintahannya yang sukses dan gemilang.
Eksplorasi konten lain dari BIOGRAFI
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Komentar