Bung Tomo merupakan salah satu tokoh dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya |
7 Fakta Bung Tomo ini yang Wajib Kamu Ketahui
Bung Tomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal karena peran pentingnya dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Berikut adalah beberapa fakta tentang Bung Tomo:
1. Nama Lengkap: Bung Tomo lahir dengan nama Muhammad Fachrudin pada tanggal 12 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
2. Pemimpin Perlawanan: Bung Tomo adalah seorang pemimpin yang karismatik dan energik dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan tentara Belanda yang mencoba merebut kembali kendali Indonesia setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II.
3. Siaran Radio: Salah satu tindakan terkenal Bung Tomo adalah melalui penyiaran radio. Dia sering menggunakan radio sebagai alat untuk memotivasi dan menggerakkan rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Belanda. Slogannya yang terkenal adalah “Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!” yang menjadi semangat bagi banyak orang.
4. Pertempuran Surabaya: Pertempuran Surabaya pada November 1945 adalah salah satu pertempuran paling berdarah selama periode perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bung Tomo memainkan peran penting dalam memimpin pasukan Indonesia dalam pertempuran tersebut.
5. Pengakuan Nasional: Bung Tomo diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1961 sebagai penghargaan atas perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
6. Aktivitas Setelah Kemerdekaan: Setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo aktif dalam politik dan perjuangan sosial. Dia juga terlibat dalam organisasi-organisasi seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
7. Wafat: Bung Tomo meninggal pada tanggal 7 Oktober 1987, meninggalkan warisan besar dalam sejarah perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Bung Tomo merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia untuk merdeka dan dikenal sebagai sosok yang penuh semangat dalam memimpin perlawanan rakyatnya melawan penjajahan.
Komentar