![]() |
Babi perang beberapa kali dikerahkan dalam peperangan kuno untuk melawan gajah perang. |
Melawan Pasukan Gajah, Orang Romawi Gunakan Babi untuk Berperang. Ini Alasannya
Sepanjang sejarah manusia, hewan telah didomestikasi secara efektif dan digunakan sebagai perpanjangan dari keinginan teritorial manusia. Anjing dan sapi menjadi elemen yang efektif di wilayah domestik. Para hewan dilatih agar mampu membantu manusia, misalnya untuk terjun dalam medan pertempuran di zaman kuno. Gajah adalah salah satu hewan pertama yang dilatih dan dipandu oleh manusia untuk berperang. Setelah itu, beberapa jenis hewan turut bertempur dengan beragam cara yang kejam dan tidak terpikirkan. Orang Romawi kuno terkenal karena menggunakan babi perang untuk melawan gajah.
Sebuah manuver taktis, pasukan Romawi dan babi di medan perang
Tidak bisa disangkal jika gajah menjadi alat tempur yang sangat kuat dan tidak terkalahkan pada saat itu. Namun, mereka memiliki satu kelemahan. Terlepas dari ukuran dan kekuatannya yang besar, Plinius yang Tua mengungkapkan jika gajah sangat takut akan suara jeritan babi.
Dalam sebuah tulisan Sahir Pandey pada laman Ancient Origins. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa legiun Romawi akan mengeksploitasi kekuatan pekikan hewan itu “Babi muncul dalam sumber tertulis sebagai alat pertempuran sekitar 240 Sebelum Masehi”.
Pasukan Romawi membiarkan babi-babi itu lepas di antara gajah atau menggantungnya di dinding bangunan musuh yang mundur. bahkan pekikan kecil pun dapat menyebabkan gajah mundur.
Hal ini didukung oleh penulis Romawi dan instruktur retorika, Aelian. Dalam tulisannya, ia mengungkapkan bahwa bangsa Romawi menggunakan strategi ini sejak tahun 275 Sebelum Masehi dalam Pertempuran Beneventum.
“Gajah memiliki teror domba jantan bertanduk dan pekikan babi. Dengan cara inilah, kata mereka, orang Romawi mengusir gajah Pyrrhus dari Epirus. Dan orang Romawi memenangkan kemenangan yang gemilang.”
Bangsa Romawi mengeksploitasi babi yang memekik sebagai tindakan balasan terhadap gajah perang Pyrrhus. Strateginya adalah berharap babi-babi itu akan berlari tak terkendali ke barisan musuh, menimbulkan kebingungan dan kekacauan dalam medan perang.
Menurut Pseudo-Callisthenes atau A History of Alexander, Aleksander Agung pertama kali mengetahui tentang babi sebagai senjata rahasia melawan gajah dari Porus.
Seiring waktu, gajah pun dilatih untuk menahan pekikan babi, terutama setelah Perang Yustinianus. Procopius, sejarawan kuno, adalah orang yang mencatat penggunaan babi oleh tentara Bizantium atau Romawi Timur.
Eksplorasi konten lain dari BIOGRAFI
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Komentar