Biografi, Purwakarta – Kiai Haji (KH) Abdur Razaq Fachruddin, atau lebih akrab disapa dengan Pak AR, lahir di Clangap, Purwanggan, Pakualaman Yogyakarta pada 14 Februari 1916.
Ayahnya Bernama K.H. Fachruddin bin Kiai Syahid bin Kiai Istadz, sehari-hari dikenal sebagai Kiai Imampura dari Bleberan, Brosot, Galur, Kulonprogo.
Sedangkan Ibunya Nyai Fachruddin alias siti Maemunah binti K.H. Idris, tinggal di selatan Masjid Pakualaman.
Sebagai salah seorang mubaligh Muhammadiyah, Pak AR kerap ditugasi untuk pergi ke daerah-daerah di Indonesia untuk melaksanakan tausiyah.
Gaya ceramahnya yang penuh kharismatik dan humoris membuat pak AR disegani oleh masyarakat umum.
Sampai datang suatu kisah yang menarik, waktu itu pak AR sedang diamanahi untuk bertugas di Talang Balai, Tanjung Raja Palembang.
Pada saat masih bertugas di Talang Balai, pernah dalam suatu hari di mushalla orang-orang sudah siap untuk melaksanakan ibadah shalat Maghrib.
Pada saat itu Pak AR dipersilahkan untuk menjadi imam shalat. Karena masih muda, dan adanya imam tetap, Pak AR pun tidak bersedia.
Pak AR mempersilahkan imam tetap untuk memimpin jalannya shalat Maghrib berjama’ah tersebut.
Ketika mereka tengah saling mempersilahkan, majulah seseorang memposisikan diri untuk menjadi imam.
Orang-orang disekitarnya tentu saja terkejut dan segera menarik orang itu kebelakang.
Siapa sangka orang yang maju itu adalah orang dengan gangguan jiwa di daerah tersebut.
Melihat hal itu, akhirnya majulah Pak AR atau KH Abdur Razaq Fachruddin mengimami shalat maghrib.
Hikmah dari kisah ini, janganlah saling berebut menjadi pimpinan, jika telah diminta dan mampu memimpin, maka haruslah bersedia.
Karena, jika mereka yang cakap tidak bersedia, maka pemimpin Muncullah pemimpin yang tidak layak. Dampaknya, rusaklah suatu organisasi tersebut.
Eksplorasi konten lain dari BIOGRAFI
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Komentar